Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh hay gaes berjumpa lagi dengan blog saya Muhammad roviq azzaqi yang
sebelumnya membahas tentang jaringan dan sebagainya kali ini saya akan
mengenalkan bagaimana menjadi seorang manajer yang baik tapi sebelumnya kita
harus mengetahui konsep-konsep dasar dalam manajemen okee …….
BAB 1
PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen adalah proses perencanaan
,pengorganisasian ,pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya
sumber daya organisasi lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
di tetapkan.
Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner
telah menggunakan kata proses,bukan seni,mengartikan manajemen sebagai seni
mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi suatu
proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan .manajemen
didefinisikan sebagai proses karena semua manajer ,tanpa memperdulikan
kecakapan atau ketrampilan khusus mereka ,harus melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tujuan yang mereka
inginkan.
Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu
perencanaan,pengorganisasian ,pengarahan dan pengawasan .perencanaan berarti
bahwa para manajer memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum di laksanakan
.berbagai kegiatan ini biasaya di dasarkan pada berbagai metode ,rencana atau
logika ,bukan hanya atas dasar dugaan atau firasat .pengorganisasian berarti
bahwa para manajer mengkordinasikan sumber daya sumber daya manusia dan material
organisasi .kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuanya untuk menyusun
berbagai sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan.semakin terkoordinasi dan
terintregasi kerja organisasi .semakin efektif pencapaian tujuan tujuan
organisasi .pengorganisasian merupakan bagian vital pekerjaan manajer
.selanjutnya,pengarahan berarti bahwa para manajer mengarahkan,memimpin dan
mempengaruhi para bawahan .manajer tidak melakukan semua kegiatan
sendiri,tetapi menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui orang orang lain.mereka
juga tidak sekedar memberikan perintah ,tetapi menciptakan iklim yang dapat
membantu para bawahan melakukan pekerjaan pekerjaan secara baik .pengawasan
berarti para manajer berupaya untuk menjamin bahwa organisasi bergerak kea rah
tujuan-tujuanya .bila beberapa bagian organisasi ada pada jalur yang salah
,manajer harus membetulkanya.
BAB 2
MANAJEMEN DAN MANAJER
Secara umum “manajer ” berarti setiap orang yang mempunyai tanggung
jawab atas bawahan dan sumber daya sumber daya organisasi lainya .seperti
halnya manajemen dapat diketemukan di semua organisasi manusia ,manajer ada
dalam semua tipe organisasi .
Tingkatan-tingakatan manajer
Ada 3 golongan
1. manajer lini –pertama
.Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi
tenaga-tenaga operasional,di sebut manajemen lini/garis-pertama (firs-line atau
first -level).para manajer ini sering di sebut dengan kepala atau pemimpin
(leader),mandor(foremen),dan penyedia (pervirsors). Sebagai contoh adalah
mandor dalam pabrik ,kepala seksi yang langsung membawahi tenaga pengetik dan
pembukuan dalam kantor yang besar, dan penyedia tekhnik dalam suatu departemen
riset.
2. manajer menengah .manajemen
menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi .para manajer
menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainya dan
kadang-kadang juga karyawan operasional .sebutan lain bagi manajer menengah
adalah manajer departemen ,kepala pengawas (superintendents),dan sebagainya
.sebagai contoh kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi,atau kepala
sub devisi perusahaan yang membawahi beberapa kepala bagian.
3. Manajer puncak . klasifikasi
manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.manajemen puncak
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi .sebutan khas bagi
manajer puncak adalah direktur,presiden,kepala divisi,wakil prsiden senior, dan
sebagainya.
Keterampilan –keteramilan
manajerial
1. Keterampilan
konseptual(Conceptual skills) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan
dan mengintegrasikan seluruh
kepentingan dan kegiatan organisasi .
2. Keterampilan kemanusiaan
(Human skills) adalah kemampuan untuk bekerja dengan,memahami ,dan memotivasi
orang lain,baik sebagai individu maupun kelompok.
3. Keterampilan administrative
(administrative skills), adalah seluruh ketrampilan yang berkaitan dengan
perencanaan ,pengorganisasian ,penyusunan kepegawaian dan pengawasan .
4. Ketrampilan tekhnik (technical
skills) adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan ,prosedur-prosedur,atau
tekhnik-tekhnik dari suatu bidang tertentu.
BAB 3
PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
Perkembangan Awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen, yang mengawali
munculnya manajemen ilmiah,yang akan di bahas disini,yaitu Robert Owen dan
Charles Babbage,Robert Owen (1771-1858).pada permulaan tahun 1800 an Robert
Owen,seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia.menekankan
pentingnya unsur manusia dalam produksi. dia membuat perbaikan-perbaikan dalam
kondisi kerja ,seperti pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak di
bawah umur yang bekerja ,membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan
mengoprasikan toko perusahaan yang
menjual barang-barang dengan murah.dia mengemukakan bahwa melalui perbaikan
kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan(laba ),dan
investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”.
Di samping itu Owen mengembangkan sejumplah prosedur kerja yang juga
memungkinkan peningkatan produktivitas.
Chales Babbage (1792-1871).Charles Babbage,seorang professor matematika
dari inggris,mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik
menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa plikasi prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikan produktifitas dan menurunkan biaya.
Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui
spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus di beri latihan ketrampilan yang sesuai
dengan setiap operasi pabrik. Lini perakitan modern yang banyak di jumpai
sekarang, dimana setiap karyawan
bertanggung jawab atas pekerjaan tertentu yang berulang,didasarkan pada gagasan
Babbage.
Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat penghitung
(Calculator ) mekanis pertama,mengembangkan program-program permainan bagi
computer,menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan
karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan
Gagasan yang di kemukakan oleh
Henry L. Gantt
1.kerjasama yang saling menguntungkan
antara tenaga kerja dan manajemen.
2.seleksi ilmiah tenaga kerja.
3.sistem insentif (bonus) untuk
merangsang produktivitas.
4.penggunaan intruksi-intruksi
kerja yang terperinci.
Adapun 12 prinsip-prinsip
efisiensi yang di kemukakan oleh Harrington Emerson
1.Tujuan-tujuan dirumuskan dengan
jelas.
2.Kegiatan yang dilakukan masuk
akal.
3.Adanya staf yang cakap.
4.Disiplin.
5.Balas jasa yang adil.
6.Laporan-laporan yang
terpercaya,segera,akurat dan ajeg-sistem informasi dan akuntansi.
7.Pemberian perintah-perencanaan
dan pengurutan kerja.
8.Adanya standar-standar dan
skedul-skedul –metoda dan waktu setiap kegiatan.
9.kondisi yang distandardisasi.
10.operasi yang distandardisasi.
11.intruksi-intruksi praktis
tertulis yang standar.
12.Balas jasa efisiensi-rencana
insentif.
BAB 4
MANAJER DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
ORGANISASI
Seluruh manajer seharusnya tidak hanya memusatkan perhatianya pada
lingkungan internal organisasi,tetapi
juga menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap organisasi
yang di kelolanya. Manajer perlu mempertimbangkan unsur-unsur dan
kekuatan-kekuatan lingkungan eksternal dalam setiap kegiatanya .manajer harus
mengidentifikasi,menganalisa,mengevaluasi ,mendiagnosa dan bereaksi terhadap
kekuatan-kekuatan lingkungan ,baik berupa kesempatan-kesempatan ,resiko-resiko
maupun ancaman-ancaman, yang mempunyai pengaruh pada operasi organisasi
(perusahaan).
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
EKSTERNAL
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi,yang
sebagian besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan
oleh manajer.organisasi mendapatkan masukan-masukan yang di butuhkan, seperti
bahan baku, dana tenaga kerja dan energi dari lingkungan
eksternal,menstranformasikan menjadi produk dan jasa, dan kemudian memberikan
sebagai keluaran-keluaran kepada lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal mempunyai baik unsur-unsur yang berpengaruh
langsung (lingkungan ekstern mikro ). Lingkungan ekstern mikro terdiri dari
para pesaing, penyedia, langganan, lembaga-lembaga keuangan, pasar tenaga kerja
dan perwakilan-perwakilan pemerintah.Unsur-unsur lingkungan ekstern makro
mencakup teknologi, ekonomi, polotik dan sosial yang mempengaruhi iklim di mana
organisasi beroperasi dan mempunyai potensi menjadi kekuatan kekuatan sebagai
lingkungan ekstern mikro.
LINGKUNGAN EKSTERN MIKRO
Komponen-komponen lingkungan ekstern mikro yang paling penting adalah
para pesaing yang harus dihadapi perusahaan,langganan yang harus dilayani,
pasar tenaga kerja, lembaga-lembaga keuangan , para penyedia(suppliers) dan
perwakilan perwakilan pemerintah. Tentu saja beberapa lingkungan ekstern mikro
lainnya penting juga diperhatikan, walaupun tingkat pengaruhnya berbeda,
seperti saluran distribusi yang digunakan, media,asosiasi-asosiasi bisnis,
kelompok-kelompok pecinta lingkungan, dan kelompok-kelompok politik tertentu
yang sebagian besar merupakan perwujudan potensi pengaruh lingkungan ekstern
mikro.
Lingkungan ekstern makro mempengaruhi organisasi dengan dua cara.
Pertama, kekuatan-kekuatan di luar tersebut mempengaruhi suatu organisasi
secara langsung atau tidak secara langsung melalui satu atau lebih unsur-unsur
lingkungan ekstern mikro. Kedua, unsur-unsur lingkungan makro menciptakan
iklim- missal teknologi tinggi, keadaan perekonomian cerah atau lesu dan
perubahan-perubahan social-di mana organisasi ada dan harus memberikan
tanggapan.
BAB 5
PROSES PERENCANAAN
Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana-rencana
tersebut telah di tetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama
proses implementasi dan pengawasan.rencana-rencana mungkin memerlukan
modifikasi agar tetap berguna. “perencanaan kembali” kadang kadang dapat
menjadi factor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan
(decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan
untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan harus dibuat pada
berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Empat tahap dasar perencanaan
Tahap 1 : menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan. Perencanaan di mulai dengan keputusan-keputusan tentang
keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan
yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya –sumber dayanya secara
tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat
ini. Pemahaman akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai
atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah
sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan dating.
Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini di analisa, rencana dapat dirumuskan
untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik- yang didapatkan melalui
komunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasikan
segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan
dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui factor-faktor lingkungan
intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuanya, antisipasi
keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu
mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : Mengembangkan rencana
atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses
perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapain
tujuan, penilaian alternative-alternatif tersebut dan pemilihan alternative
terbaik (paling memuaskan ) di antara berbagai alternatif yang ada.
Manfaat perencanaan
1.membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan.
2.membantu dalam kristalisasi
persesuaian pada masalah masalah utama .
3.memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
4.membantu penempatan tanggung
jawab lebih tepat .
5.memberikan cara pemberian
perintah untuk beroperasi.
6.memudahkan dalam melakukan
kordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
7.membuat tujuan lebih
khusus,terperinci dan mudah di fahami.
8.meminimumkan pekerjaan yang tidak
pasti.
9.menghemat waktu, usaha, dan
dana.
BAB 6
PENETAPAN DAN TUJUAN ORGANISASI
Sebelum organisasi menentukan tujuan-tujuan,terlebih dulu harus
menetapkan misi atau maksud organisasi.misi
adalah suatu penyataan umum dan abadi tentang maksud organisasi, misi
suatu organisasi adalah maksud khas (unik ) dan mendasar yang membedakan dari
organisasi dari organisasi-organisasi
lainya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan
pasar. Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan strategi
perusahaan, mencerminkan konsep diri perusahaan ,serta menunjukan bidang-bidang
produk atau jasa pokok dan kebutuhan-kebutuhan langganan utama yang akan
dipuaskan perusahaan .
Etzioni mendefisinikan tujuan organisasi sebagai “suatu pernyataan
tentang keadaan yang di inginkan di mana organisasi bermaksud untuk
merelisasikan” dan sebagai” pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan
datang di mana organisasi sebagai kolektifitas
mencoba untuk menibulkanya
Dua unsur penting tujuan adalah
1.Hasil-hasil akhir yang
diinginkan di waktu mendatang dengan mana
2.usaha-usaha atau
kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan. Tujuan-tujuan ini dapat berupa tujuan
umum atau khusus,tujuan akhir,ataupun tujuan antara
Perrow mengklasifikasikan tujuan organisasi
menjadi lima tipe tujuan organisasi, yaitu :
1. Tujuan Kemasyarakatan
(Societal Goals).Yang ditujukan pada masyarakat pada umumnya. Kategori ini
berkenaan dengan kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan
masyarakat. Contoh : memproduksi barang dan jasa, mempertahankan pesanan,
mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya, dan lain-lain.
2. Tujuan Keluaran (Output
Goals). Ditujukan pada publik dalam hubungannya dengan organisasi. Kategori ini
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi
konsumen. Contoh : barang-barang konsumen, jasa-jasa bisnis, pemeliharaan
kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
3. Tujuan Sistem (System Goals).Merupakan
pernyataan atau cara pelaksanaan fungsi organisasi, tidak tergantung pada
barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang diambil. Contoh : penekanan
pada pertumbuhan, stabilitas, laba atau cara-cara pelaksanaan fungsi, dan
lain-lain.
4. Tujuan Produk (Product Goals).
Atau lebih tepat disebut dengan tujuan karakteristik produk. Merupakan berbagai
karakteristik barang-barang atau jasa-jasa yang diproduksi. Contoh : penekanan
pada kualitas atau kuantitas, gaya, ketersediaan, keunikan, keaneka-ragaman,
pembaharuan produk, dan lain-lain.
5. Tujuan Turunan (Devired
Goals).Merupakan tujuan digunakannya oerganisasi untuk meletakkan kekuasaannya
dalam pencapaian tujuan-tujuan lain. Contoh : maksud politik, pelayanan
masyarakat, pengembangan karyawan, kebijaksanaan-kebijaksanaan investasi dan
lokasi pabrik yang mempengaruhi keadaan ekonomi dan masa depan masyarakat
tertentu, dan lain-lain.
Selain menekankan bahwa organisasi
mempunyai berbagai tujuan berganda yang sering bersaingan dan bahkan
kadang-kadang bertentangan yang berkolerasi negatif, C. Perrow juga mengemukakan bahwa
tujuan-tujuan suatu organisasi adalah tidak saling terpisah. Artinya adalah
bahwa apa yang dipandang oleh suatu kelompok sebagai tujuan keluaran, dapat
dapat dipandang sebagai tujuan produk oleh kelompok lain. Bagi banyak orang, peningkatan
jumlah para anggota kelompok wanita dan minoritas dalam posisi-posisi
administratif jenjang atas adalah tujuan kemasyarakatan, tetapi bagi pihak lain
lebih cenderung sebagai tujuan sistem atau suatu tujuan turunan. Proses
Penetapan Tujuan
Proses
penetapan tujuan merupakan suatu usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu
melalui kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut.
Berikut beberapa unsur-unsur dasar yang
melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi :
1.Barang dan jasa.
2.Kebetuhan konsumen atau
pelanggan.
3.Teknologi.
4.Kelangsungan hidup (survive).
5.Pelayanan Manajemen.
6.Konsep diri (self concept). Tipe-Tipe
Tujuan
Suatu kepentingan dalam perilaku untuk pencapaian tujuan organisasi
dapat ditelusuri pada berbagai penulisan teori manajemen. Terdapat lima
tipe-tipe tujuan menurut sudut pandang bagi mereka yang berkepentingan seperti
masyarakat, langnganan, investor, eksekutif puncak atau yang lainnya. Berikut
lima tipe tujuan tersebut :
1.Tujuan kemasyarakatan (societal
goals).
2.Tujuan Keluaran atau hasil
(output goals).
3.Tujuan system (system goals).
4.Tujuan produk (product goals).
5.Tujuan turunan (derived goals)
BAB 7
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer kegiatan ini
memainkan peranan penting, terutama bila manajer malaksanakan fungsi
perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan
jangka panjang yang dapat di buat manajer . dalam proses perencanaan,manajer
memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,sumber daya-sumber daya
yang akan digunakan ,dan siapa yang akan melaksanakan setiap tugas yang
dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam serangkaian
situasi dalam pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan
menentukan efektivitas rencana yang disusun.
Keputusan dibagi menjadi 3 tipe :
1. Keputusan Terstruktur
(structured decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga
dapat diprogram.Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada
manajemen tingkat bawah.
2.Keputusan Setengah Terstruktur
(semi-structured decision) adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram,
sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur.Keputusan tipe
ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta
analisis yang terperinci.
3.Keputusan Tidak Terstruktur
(unstructured decision) adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan
tidak selalu terjadi.Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi
untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan
tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman
manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak
terstruktur.
BAB 8
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR
ORGANISASI
Kata “organisasi” mempunyai dua pengertian umum.pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, suatau perkumpulan
olahraga,pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian , sebagai
suatu cara dalam mana kegiatan organisasi di alokasikan dan ditugaskan di
antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan
efisien.dalam bab ini akan di bahas bermacam-macam aspek proses
pengorganisasian.
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi
Bentuk-bentuk Struktur Organisasi yang sering digunakan dalam organisasi
pada umumnya terdiri dari 3 bentuk, yaitu Struktur Organisasi Fungsional,
Struktur Organisasi Divisional (berdasarkan Produk/Pasar) dan Struktur
Organisasi Matriks.
Struktur Organisasi Fungsional : Struktur Organisasi Fungsional
(Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling
umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur
Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti
Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang
memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama
kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada
Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun
layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.
Struktur Organisasi Divisional : Struktur Organisasi Divisional
(Divisional Structure Organization) adalah Struktur Organisasi yang
dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan, pasar dan letak geografis.
Organisasi bentuk Divisional ini biasanya diterapkan di perusahaan yang
berskala menengah keatas,hal ini dikarenakan biaya operasional akan lebih
tinggi jika dibandingkan dengan bentuk Organisasi Fungsional.
truktur Organisasi Matriks : Struktur Organisasi Matriks (Matrix
Structure Organization) merupakan kombinasi dari Struktur Organisasi Fungsional
dan Struktur Organisasi Divisional dengan tujuan untuk menutupi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua bentuk Struktur Orgnisasi
tersebut. Struktur Organisasi Matriks ini sering juga disebut dengan Struktur Organisasi
Proyek karena karyawan yang berada di unit kerja fungsional juga harus
mengerjakan kegiatan atau tugas proyek-proyek organisasi yang ditugaskan
kepadanya. Struktur Organisasi Matriks ini mengakibatkan terjadinya multi
komando dimana seorang karyawan diharuskan untuk melapor kepada dua pimpinan
yaitu pimpinan di unit kerja Fungsional dan pimpinan proyek. Struktur
Organisasi ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala besar atau
perusahaan-perusahaan multinasional.
BAB 9
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN
Kordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan
kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional ) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien .Tanpa kordinasi ,individu-individu dan departemen-departemen
akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi.mereka akan mulai
mengejar kepentingan sendiri,yang sering merugikan mencapaian tujuan organisasi
secara keseluruhan.
Menurut James D. Thompson, ada
tiga macam saling ketergantungan diantara satuan-satuan organisasi
1. saling ketergantungan yang
menyatu(pooled interdependence),bila satuan-satuan organisasi tidak saling
tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi
tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu
hasil akhir.
2. saling ketergantungan yang
berurutan(sequential interdependence), di mana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaanya terlebih dahulu sebelum satuan lain bekerja.
3. saling ketergantungan timbal
balik (reciprocal interdependence ), merupakan hubungan memberi dan menerima
antar satuan organisasi.
Ada tiga macam pendekatan
koordinasi yaitu :
1.Mekanisme Teknik Manajemen
Dasar.
Tujuan atau rencana sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta
aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan
peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
- prosedur dan aturan
keputusan - keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani
kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien
untuk koordinasi dan pengawasan rutin. - Rencana dan penetapan tujuan.Untuk
pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh
satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama.
2. Meningakatkan koordinasi
potensial.
- Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar
rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.
- Hubungan-hubungan lateral
(harizontal).
Melalui pemotongan rantai
perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan
keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
- Kontak langsung antara individu-individu
yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
- Peranan penghubung, yang
menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran
komunikasi.
-Peranan penghubung manajerial,
yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang
diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian
tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
-Organisasi matriks, suatu
mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang
kompleks.
3.Metode Pengurangan Kebutuhan
akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber
daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali
satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
- Penciptaan sumber daya-sumber
daya tambahan.
Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi
satuan-satuan kerja. Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas
diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
- Penciptaan tugas-tugas yang
dapat berdiri sendiri.
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter
satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi
suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
BAB 10
WEWENANG
Dalam suatu organisasi, dalam setiap tingkatan manajerial mempunyai
wewenang tertentu berkaitan dengan bidang tugasnya. Oleh karenanya, penggunaan
wewenang secara bijaksana merupakan faktor penting bagi efektivitas organisasi.
Tanpa suatu sistem wewenang, suatu organisasi tidak akan berfungsi.
Yang dimaksud dengan wewenang atau
authority adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai suatu tujuan tertentu
dalam organisasi. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi mempunyai
hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan
di bawahnya. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang
dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.
Chester Barnard dengan
mengemukakan sebuah teori yang disebut teori penerimaan.
Teori Penerimaan (acceptance theory of authority). Teori penerimaan atau
aliran perilaku berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu
diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan.
Pandangan ini menyatakan, kunci dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi bukan
yang mempengaruhi. Jadi wewenang itu ada atau tidak tergantung pada penerima,
yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
Chester Barnard mengatakan jika suatu komunikasi direktif diterima
seseorang, kepada siapa hal itu ditujukan, maka wewenang untuknya tercipta atau
ditegaskan. Sekain itu, Chester Barnard mengatakan pula bahwa seseorang akan
bersedia menerima komunikasi yang bersifat kewenangan apabila kondisinya :
1.Dia dapat memahami komunikasi
tertentu.
2.Pada saat keputusannya dibuat
dia percaya bahwa hal itu tidak menyimpang dari tujuan organisasi.
3.Dia yakin bahwa hal itu tidak
bertentangan dengan kepentingan pribadinya sebagai suatu keseluruhan.
4.Dia mampu secara mental dan
phisik untuk mengikutinya.
5.Kondisi tersebut oleh Barnard
disebut zone of indifference. Sedangkan Herbert A. Simon menyebutnya dengan
area of acceptance.
Selain teori penerimaan tersebut,
terdapat satu teori lain tentang sumber wewenang, yang bertentangan dengan
teori penerimaan. Teori tersebut adalah teori formal.
Teori Formal. Teori formal ini
sering disebut sebagai pandangan klasik. Teori ini menyebutkan bahwa wewenang
adalah dianugerahkan. Wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi atau
diwarisi hal tersebut. Pandangan dalam teori formal menganggap bahwa wewenang
berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari
tingkat ke tingkat.
Dengan demikian, ada dua hal yang menjadi sumber dari wewenang, yaitu
teori formal dan teori penerimaan, yang menyanggah teori formal.
Salah satu prinsip organisasi yang penting adalah bahwa
individu-individu dalam organisasi seharusnya diberi wewenang untuk
melaksanakan tanggung jawabnya. Jika seorang manajer diberi tanggung jawab
tertentu dalam organisasi, maka hendaknya ia juga diberi wewenang yang cukup
untuk melaksanakan tanggung jawabnya itu. Dalam praktek memang sulit terjadi
kesesuaian antara tanggung jawab dan wewenang. Bahkan dalam suatu organisasi
sendiri seringkali terjadi banyak pertentangan mengenai hal tersebut. Tanggung
jawab seorang manajer hampir selalu lebih besar dari wewenangnya, karena hal
tersebut merupakan ciri delegasi.
BAB 11
PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI
Penyusunan personalia adalah
salah satu fungsi manajemen untuk menetapkan tenaga kerjanya dalam struktur
organisasi. Funsi ini berhubungan erat dengan fungsi perorganisasian
(organizing), dimana setelah di bentuk struktur organisasi serta pekerja yang
di inginkan, kemudian di susun personalianya sesuai pekerjanya yang ada. Penyusun
personalian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan
tenaga kerja, seleksi serta pengembangan tenaga kerja.
Proses penyusunan personalia
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapat dipandang sebagai
serangkaian kegiatan yang di laksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan
kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam
posisi-posisi tepat dan waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksnakan dalam dua tipe
lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh
faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhinya. Dan kedua, lingkungan internal, yang terdiri dari unsur-unsur
di dalam organisasi. Langkah-langkah proses ini mencakup.
1. Perencanaan sumber daya
manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personaia organisasi.
2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaaan
calon-calon personalia segaris dengan
rencana sumber daya manusia.
3. Seleksi, mencangkup penilaian dan pemilihan
di antara calon-calon personalia.
4. Pengenalan dan orientasi, yang
dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri
dengan lancar dalam organisasi.
5. Latihan dan pengembangan,
program ini bertujuan meningkatkan kemampuan perseorangan dan kelompok untuk
mendorong efektivitas organisasi.
6. Penilaian Pelaksnaan kerja, di
lakukan dengan membandingkan antara pelaksanaan kerja perseorangan dan
standar-standar tujuan yang di kembangkan bagi posisi tersebut.
7. Pemberian balas jasa dan
penghargaan, yang di sediakan bagi karyawan sebagai kompensasi pelaksanaan
kerja dan sebagai motivasi bagi pelaksnaan di waktu yang akan datang.
8. Perancangan dan pengembangan
karir, yang mencangkup transfer (promosi, demosi, atau lateral), penugasan
kembali, pemecatan, pemberhentian atau pension.
Langkah-langkah dalam prosedur
seleksi yang biasa digunakan adalah :
1. Wawancara pendahuluan
2. Pengumpulan data-data pribadi (biografis)
3. Pengujian (testing)
4. Wawancara yang lebih mendalam
5. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Keputusan pribadi
8. Orientasi jabatan
BAB 12
MOTIVASI
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang
berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya
ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan.
Kemampuan seorang manajer dalam memotivasi bawahannya akan mempengaruhi
efektifitas manajer, bawahan dan perusahaann. Manajer yang dapat melihat
motivasi sebagai suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku dan kinerja
bawahannya.
Di bawah ini merupakan beberapa
pengertian dari motivasi yaitu:
a. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
b. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang
menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
c. Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
(2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor
yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
d. Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Bagian Motivasi
Beberapa motivasi dibagi menjadi
dua jenis Yaitu :
A. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat
akan pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari
pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau
menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena memberikan
harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang bekerja
secara berdedikasi semata – mata karena merasa memperoleh kesempatan untuk
mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
B. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri
pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan
pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena
upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan
yang besar, pujian, hukuman, dan lain – lain.
Fungsi Motivasi
Beberapa fungsi motivasi,yaitu :
a. Meningkatkan efektifitas
manajer dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi pada para
bawahannya.
b. Menjadikan para staf/karyawan bersemangat
dalam menjalankan pekerjaannya.
c. Mencapai kepuasan hasil pekerjaan dengan
keefisiensian waktu namun meningkatkan jumlah produksi.
d. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam
suatu perusahaan.
Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu
S.P. Hasibuan (2005:146) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja
karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
c. Mempertahankan kestabilan karyawan
perusahaan.
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja
yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan
partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab
karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan
alat-alat dan bahan baku
5. Jenis – jenis Motivasi
Malayu S.P Hasibuan (2005:150)
mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer
memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi di atas prestasi standar
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi
bawahan dengan standar mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif
ini semangat bekerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka
takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
6.Teori – teori Motivasi
Beberapa teori motivasi yang dikemukakan
oleh para ahli yang bisa menjadi sumber untuk perusahaan dalam memotivasi dan
meningkatkan kinerja karyawannya adalah:
A. Teori Frederic Higlene
Teori dua faktor tentang motivasi, yaitu
faktor yang membuat seseorang tidak puas dan faktor yang disebut
pemuas/motivator itu prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan pekerjaan
itu sendiri.
B. Teori Harapan
Teori ini beragumen bahwa melakukan suatu tindakan bergantung pada
kekuatan harapan, dan teori ini mengharapkan seseorang karyawan dapat
termotivasi untuk menjalankan kinerja yang baik
C. Teori Keadilan
Teori ini berasumsi bahwa karyawan dimotivasi oleh keinginan untuk
diperlakukan secara adil dalam pekerjaannya.
Sekian terima kasih dari blog
saya kali ini semoga bisa bermanfaat bagi anda dan bisa membuat wawasan anda
bertambah, mohon maaf bila ada salah kata sekian dari blog saya.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh…..